Sabtu, 17 Desember 2016

Penyesalan Diakhir

Hari itu luna masih tertidur pulas dikamarnya, bunda pun datang menghampirinya
"Luna sayang, ini sudah siang ayo bangun, nanti kamu bisa terlambat sekolah."ucap bunda untuk membangunkan Luna.
"Iya nanti dulu,aku masih ngantuk." jawab Luna dengan nada yang agak keras.

"Bunda itu kenapa sih?, bunda selalu gangguin aku,semua selalu ada aturan,ini itu semua ada aturan." tanya Luna kepada bunda dengan nada marah
"Maaf sayang... Bunda tidak bermaksud menyakiti hati kamu tapi bunda ingin yang terbaik untuk kamu sayang." jawab bunda dengan sangat lembut
"Mulai sekarang bunda enggak usah lagi ngatur-ngatur aku,aku capek bun! Dari kecil sampai sekarang selalu dengan aturan bunda."ucap Luna dengan tegas.
"Baiklah, bunda enggak akan ngatur-ngatur kamu lagi."jawab bunda lirih
Luna pun berangkat sekolah dengan rasa marah dan kesal kepada bundanya,dan sesampainya ia di sekolah,ia langsung menceritakan semuanya pada nana dan lina,sahabat karibnya sejak kecil. Mereka bertiga bertemu di kantin sekolah untuk bercerita, maklum karena mereka berbeda kelas jadi harus nyari tempat nongkrong.
"Aku sebel banget sama bunda ku,sedikit- sedikit ini,sedikit-sedikit itu. Pokoknya ngatur bangetlah,tadi pagi aku juga sempet berantem sama bunda" cerita Luna dengan kesal
"Tapi Lun,apapun yang bunda kamu lakukan kan demi kebaikan kamu."nasehat dari Nana.
"Tapi aku enggak suka Na,Lin!"
"Iya, kita ngerti." jawab Lina
"Tett...tettt..." suara bel berbunyi.
Cerita mereka belum usai tapi bel sedah berbunyi begitu saja.Mereka pun kembali ke kelas masing-masing
Jam sudah menunjuk pukul 2 sore,tak lama kemudian bel pulang berbunyi. Hari ini Luna pulang sendiri karena Nana dan Lina ada jam tambahan.
"Assalamu'alaikum." ucap Luna sesampai dirumah.
"Kok enggak ada yang jawab,apa enggak ada yang dirumah." ucap Luna dengan lirih.
Dia baru ingat,hari ini papanya bertugas keluar kota,dan bundanya? Ia bertanya-tanya dalam hati.
"Aku capek." keluhnya sambil merebahkan tubuhnya dikasur.

Tanpa ia sadari hari sudah kembali pagi tapi tak ada bunda yang membangunkan,kini ia merasa sangat bersalah dan merindukan sosok bundanya yang selalu mengaturnya.
Sesampai di sekolah seperti biasa ia selalu bercerita apa yang dia alami kepada teman-teman karibnya.
"Dari kemarin pulang sekolah sampai tadi aku berangkat,aku tak melihat sosok bundaku dirumah." ucapnya sedih.
"Mungkin bundamu lagi keluar kota dadakan Lun." kata Lina
"Mungkin saja." jawabnya
Belum selesai mereka berbincang-bincang Pak Tono menghampiri mereka, dan mencari Luna.
"Ada apa pak kok nyari saya buru-buru lagi." tanya Luna
"Kamu harus segera pulang sekarang, mari saya antar."ucap pak Tono
Tanpa berkata apapun Luna mengambil tas dan mengikuti Pak Tono.
" ada apa ini, kenapa hatiku tidak tenang dan penuh ketakutan."tanyanya dalam hati
Semakin dekat dengan jarak rumahnya Luna semakin takut dan berfikir yang tidak tidak,tanpa terasa air matanya pun jatuh dan semakin deras.
"Kenapa rumahku sangat ramai." ucap Luna
"Luna bunda kamu telah tiada,bundamu kemaren kecelakaan." ucap Pak Tono
"Bunda!!Bunda!!." jerit Luna dengan berlari memeluk ibuknya yang sudah dibalun kain kafan.
"Bunda maaffin Luna,Luna akan nurut sama bunda,Luna enggak akan marah lagi sama Bunda tapi bunda harus bangun." ucapnya dalam tangis.
"Sudah sayang, jangan menangis terus biarkan bunda tenang disana." ucap papa Luna.
"Tapi pa ini salah Luna,Luna udah kasar sama bunda. Dan sekarang udah enggak ada lagi yang bangunnin Luna,nyiapin sarapan Luna,marahin Luna." ucapnya dalam pelukan papanya
"Ini bukan salahmu sayang,ini semua sudah takdir Allah." ucap papa Luna
Tangis Luna semakin menjadi-jadi, dan kini hanya tinggal penyesalan yang ia dapat.

Terharu enggak sahabat?? Maaf yha kalo ceritanya ngawur atau enggak nyambung...
Semoga kita semua bisa mengambil apa yang terkandung dalam cerita itu..